Sabtu, 26 November 2016

perbedaan saluran pencernaan pada hewan ruminansia dan non ruminan

Ternak dapat berupa binatang yang telah mengalami domestikasi. Ternak dapat dibagi menjadi ternak rumniansia, non ruminansia (unggas) dan pseudoruminan (kuda dan kelinci).  ayam, angsa, kalkun, atau itikdapat digolongkan kedalam ternak non ruminansia (unggas) dan untuk sapi, kambing, domba, kuda, dan kerbau masuk kedalam ternak ruminansia. Kali ini saya akan membahas tentang perbadaan antara ternak ruinansia dan ternak non ruminansia(unggas). Perbedaan antara ternak ruminansia dan non ruminansia (unggas) dapat dilihat dari sistem pencernaannya, kebutuhan nutrisi, pakan serta cara memanfaatkan pakan tersebut untuk berproduksi.
1.   PENGERTIAN RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA
a.   Ruminansia
Ruminansia merupakan binatang berkuku genap subordo dari ordo Artiodactyla disebut juga mammalia berkuku. Nama ruminan berasal dari bahasa Latin "ruminare" yang artinya mengunyah kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hewan memamah biak. Hewan ruminansia umumnya herbivora atau pemakan tanaman, sehingga sebagian besar makanannya adalah selulose, hemiselulose dan bahkan lignin yang semuanya dikategorikan sebagai serat kasar. Hewan ini disebut juga hewan berlambung jamak atau polygastric animal, karena lambungnya terdiri atas rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan bagian terbesar dan terpenting dalam mencerna serat kasar.
Ruminansia mempunyai kemampuan yang unik yakni mampu mengkonversi pakan dengan nilai gizi rendah menjadi pangan berkualitas tinggi. Proses konversi ini disebabkan oleh adanya proses Microbial fermentation atau fermentasi microbial yang terjadi dalam rumen. Proses ini mengekstraksi zat makanan dari pakan menjadi pangan tersebut melalui berbagai proses metabolisme yang dilakukan oleh mikroorganisme. Populasi mikroba yang terdiri atas bacteria, protozoa, fungi dan kapang melakukan fermentasi yang dikenal dengan enzymatic transformation of organic substances, karena mikroba tersebut menghasilkan berbagai enzim (Steve Bartle, 2006). Peranan mikroorganisme dalam saluran pencernaan ruminansia sangat penting, karena untuk merombak selulosa diperlukan enzim selulase yang hanya dibentuk dalam tubuh mikroorganisme. Melalui proses simbiose mutualisme, mikroorganisme memanfaatkan sebagian bahan yang diambil ruminansia sebagai induk semang dan digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme, selanjutnya mikroorganisme membantu memfermentasi bahan tersebut yang menghasilkan bahan lain yang mampu dimanfaatkan oleh induk semang. Mikroorganisme ini yang terdiri atas bakteri, protozoa, dan jamur, dapat merupakan sumber protein berkualitas tinggi bagi induk semang
b.   Non Ruminansia (unggas)
Ternak nonruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang memiliki lambung tunggal. Sistem perncernaan ternak ini tidak sempurna dibandingkan dengan ternak ruminansia.

2.   PAKAN
Bahan pakan biasanya dibedakan untuk ternak ruminansia dan non ruminansia, karena adanya perbedaan dalam system pencernaan kedua jenis ternak tersebut. Berbeda halnya dengan ternak ruminansia, ternak non ruminansia mempunyai kemampuan yang sangat terbatas dalam mencerna bahan pakan berserat kasar tinggi. Pakan untuk ternak ruminansia adalah hijauan sedangkan untuk ternak non ruminansia (unggas) berupa biji-bijian.
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara ternak non-ruminansia dan ruminansia dalam menggunakan zat makanan sebagai sumber energi. Sumber energi utama untuk ternak non-ruminansia (seperti unggas, babi) adalah BETN, sedangkan sumber energi utama untuk ternak ruminansia adalah serat kasar.
perbedaan dasar antara ternak ruminansia dan non ruminansia pada metabolisme sumber energi berupa karbohidrat dan protein, oleh karena adanya mikroorganisme (bakteri, protozoa dan fungi) di dalam rumen dan retikulum ruminansia. Pada ruminansia, karbohidrat mengalami fermentasi oleh mikroba membentuk VFA (volatile fatty acids = asam lemak terbang) dan produk ini merupakan energi utama untuk ruminansia.
perbedaan antara ruminansia dan non-ruminansia dalam metabolisme energi yang berasal dari lemak adalah ternak non-ruminansia hanya dapat memanfaatkan senyawa lemak sederhana (trigliserida), sedangkan ruminansia dapat memanfaatkan senyawa yang lebih kompleks seperti fosfolipid (lesitin). Pada ternak non-ruminansia, trigliserida dimetabolis menjadi asam-asam lemak bebas dan bersama-sama garam-garam empedu membentuk misel, terus masuk ke usus dalam bentuk trigliserida dan bergabung bersama β-lipoprotein membentuk kilomikron, kemudian masuk ke saluran limpa
Pada ruminansia, lesitin dimetabolis menjadi lisolesitin, bersama asam-asam lemak bebas yang berasal dari metabolisme senyawa lemak sederhana dan garam-garam empedu bergabung membentuk misel, terus masuk ke usus dalam bentuk lesitin dan bergabung bersama trigliserida dan lipoprotein membentuk kilomikron, kemudian masuk ke saluran limpa
PERBEDAAN TERNAK RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA (UNGGAS) 

3.   MEKANISME PENCERNAAN
a.   Ruminansia
Pakan yang telah dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam rumen melalui esophagus makanan disimpan sementara dirumen. Selanjutnya, makanan menuju retikulum dan dicerna di dalamnya. Makanan yang telah dicerna kemudian dikeluarkan kembali ke mulut. Didalam mulut dikunyah kembali dan ditelan lagi ke retikulum, proses ini disebut memamah biak. Selanjutnya makanan masuk ke omasum, di sini terjadi proses penyerapan air. Selanjutnya makanan diteruskan ke abomasum (perut masam), makanan yang sudah dicerna di abomasum akan akan diteruskan ke usus halus. Di usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.
b.   Non Ruminansia (unggas)
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar