INSEMINASI BUATAN (IB) atau KAWIN SUNTIK PADA SAPI
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara
atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah
dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak
jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode
dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.
Sejarah Perkembangan Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) pada hewan peliharaan
telah lama dilakukan sejak berabad-abad yang lampau. Seorang pangeran
arab yang sedang berperang pada abad ke-14 dan dalam keadaan tersebut
kuda tunggangannya sedang mengalami birahi. Kemudian dengan akar
cerdinya, sang pangeran dengan menggunakan suatu tampon kapas, sang
pangeran mencuri semen dalam vagina seekor kuda musuhnya yang baru saja
dikawinkan dengan pejantan yang dikenal cepat larinya.Tampon tersebut
kemudian dimasukan ke dalam vagina kuda betinanya sendiri yang sedang
birahi. Alhasil ternyata kuda betina tersebut menjadi bunting dan
lahirlah kuda baru yang dikenal tampan dan cepat larinya. Inilah kisa
awal tentang IB.
Tujuan Inseminasi Buatan
- Memperbaiki mutu genetika ternak;
- Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk
dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
- Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan
unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
- Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan
teratur;
- Mencegah penularan / penyebaran penyakit
kelamin.
Keuntungan Inseminasi Buatan
(IB)
- Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
- Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan
baik;
- Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi
betina (inbreeding);
- Dengan peralatan dan teknologi yang baik
sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
- Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa
tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
- Menghindari kecelakaan yang sering terjadi
pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
- Menghindari ternak dari penularan penyakit
terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kerugian IB
- Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu
pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
- Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia),
apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed /
turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan /
breed kecil;
- Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding)
apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka
waktu yang lama;
- Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat
genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat
genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
Penampungan Semen
- Dapat dilakukan 1-3 x /minggu
- Harus terampil dalam menyiapkan alat penampung
(vagina buatan) dan terampil dalam menampung semen
- Evaluasi kualitas semen : gerakan massa,
motilitas, LD dan konsentrasi. Hanya yang kualitas baik yang dapat
diproses lebih lanjut.
- Pengenceran dan pengawetan
- Pengawetan : semen beku atau semen cair
(chilled semen)
Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak
harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim
(servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi
(kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari
birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
- permulaan birahi : 44%
- pertengahan birahi : 82%
- akhir birahi : 75%
- 6 jam sesudah birahi : 62,5%
- 12 jam sesudah birahi : 32,5%
- 18 jam sesudah birahi : 28%
- 24 jam sesudah birahi : 12% Faktor - Faktor
Penyebab Rendahnya Kebuntingan
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya
prosentase kebuntingan
- Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek /
rendah;
- Inseminator kurang / tidak terampil;
- Petani / peternak tidak / kurang terampil
mendeteksi birahi;
- Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan
Inseminator yang lamban;
- Kemungkinan adanya gangguan reproduksi /
kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting
adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada
malam hari. Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian
birahi dengan baik dengan cara:
- Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya
(dara dan dewasa);
Petugas IB harus mensosialisasikan cara-cara
mendeteksi tanda-tanda birahi. Salah satu cara yang sederhana dan murah
untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat
diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor /
pudar / menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan
birahi adalah sebagai berikut :
- Laksanakan penyuntikan hormon pertama,
pastikan bahwa :Sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak
kurus (kaheksia);
- Sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi
sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan
terjadi.
- Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan
selang 11 hari setelah penyuntikan pertama;
Birahi akan terjadi 2 sampai
4 hari setelah penyuntikan kedua.
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai
berikut:
- Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan
(IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu
- dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen
cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya
- dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing
yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam
- air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18
detik.
- Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air
kemudian dikeringkan dengan tissue.
- Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung
yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
- Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun
yang sudah berisi semen beku/straw
- Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang
jepit, ekor diikat
- Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung
tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
- Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB)
dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim
(servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih
dahulu
- Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan
uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
- Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan
maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar